Horee, tarif Kereta Api Listrik (KRL) Commuterline batal naik per 1 Nopember 2015 ini. Sejumlah penumpang menyambut baik hal ini, namun di pihak lain masih was-was karena tidak ada jaminan bahwa tarif itu tidak akan naik sebesar 50 persen.
“Hari ini belum ada kenaikan tarif Commuterline. Saya sudah cek pada saldo saya. Tarif masih sama dengan sebelumnya,” kata Yulia, pegawai swasta saat ditemui di Stasiun Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Diakuinya, sejak beberapa minggu lalu santer diberitakan bahwa tarif KRL Jabodetabek akan mengalami kenaikan sebesar 50 persen. Kalau biasanya dikenakan tarif Rp2 ribu maka naik menjadi Rp 3 ribu, seperti dari Stasiun Bekasi hingga ke Stasiun Sawah Besar. Pemberlakuan kenaikan tarif tersebut, kata dia, sesuai informasi yang beredar, mulai berlaku 1 Nopember ini.
Agus, penumpang KRL Bekasi-Jakartakota, berpendapat berbeda. Kenaikan Rp1000 sebenarnya maish dalam tahap terjangkau, jika dibandingkan dengan tarif angkutan lain, misalnya bus atau mikrolet. Bandingkan saja, tarif mikrolet jauh dekat Rp3.000 sampai Rp4.000. Sementara tarif KRL cuma Rp2.000 dari Bekasi hingga Stasiun Sawah Besar. Hanya saja, Agus, mengusulkan agar pihak PT KCJ yang mengelola KRL Jabodetabek supaya menambah gerbong.
Jumlah gerbong 8 unit ke Bekasi dan sebaliknya masih kurang, terutama pada jam-jam padat. “Delapan gerbong sangat kurang, penumpang membludak sudak kayak ikan pepes di dalam gerbong,” kata Agus.
Sementara itu, pendapat ini juga dikuatkan penumpang lain, “Boleh-boleh saja naik asal masih masuk akal. Ya tapi gerbong kereta juga harus ditambah. Kalau sama dengan sekarang ya percuma juga percuma bayarnya naik, kita tetap berdesakan, ” ujar Heni, pegawai perusahaan swasta di kawasan Senen, Jakarta Pusat, beberapa watru lalu.
Poskotanews.com memantau, commuterline Jabodetabek selalu disesaki penumpang tiap pagi dan sore saat jam berangkat dan pulang karyawan. beberapa penumpang memaksa masuk ke dalam gerbong meski penumpang yang sudah naik berhimpitan di dalam kereta. Tidak sedikit memicu cekcok mulut antarpedagang, karena saling dorong-mendorong. Sebaliknya pada jam-jam lengang suasana di gerbong kereta ibarat lapangan bola, penumpang sepi.
“Iya, sesek nafas kalau naik kereta pagi hari. Penuh banget, tapi ya kita bisa apa? Semua harus cepat sampai kantor,” kata Asep Sunandar, warga Kemayoran, Jakarta Pusat. “Jadi kalau tarif mau naik, gerbong harus ditambah, biar kami nggak gepeng di kereta karena berdesakan.”
PT KCJ santer diberitakan akan menaikkan tarif kereta yang awalnya Rp2.000 menjadi Rp3.000 untuk 25 km pertama. Selanjutnya, tarif Rp1.000 untuk 10 km berikutnya menjadi Rp1.500. Seorang petugas loket, Bowan, di Stasiun Bekasi, mengaku tarif ketera api masih normal dan belum ada kenaikan. “Belum ada informasi ada kenaikan tarif kereta pa,” jelasnya kepada poskotanews.com, Minggu


